Mengurai Bahaya dan Solusi Penggunaan Petasan di Indonesia


Penggunaan petasan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi masyarakat Indonesia. Baik pada perayaan hari besar keagamaan, tahun baru, maupun acara pernikahan, petasan sering kali digunakan untuk menambah kemeriahan suasana. Namun, di balik suara gemuruh dan pancaran cahaya yang memikat, penggunaan petasan membawa risiko yang cukup besar bagi keselamatan masyarakat dan lingkungan. 

Petasan dalam Tradisi Lokal

Petasan telah lama menjadi elemen penting dalam budaya perayaan di berbagai daerah. Di Pulau Jawa, petasan digunakan dalam upacara pernikahan dan acara adat sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan. Di Sulawesi dan Sumatra, petasan kerap menjadi hiburan utama pada malam perayaan besar .

Namun, penggunaan petasan ini tidak hanya terbatas pada momen perayaan besar. Dalam beberapa kasus, petasan digunakan untuk keperluan hiburan biasa, terutama oleh anak-anak dan remaja, yang sering kali tidak memahami risiko penggunaannya. Akibatnya, insiden kecelakaan yang melibatkan petasan terus meningkat setiap tahunnya.

Dampak Buruk Penggunaan Petasan

1. Bahaya Fisik

Salah satu dampak paling nyata dari penggunaan petasan adalah risiko cedera fisik. Petasan yang meledak terlalu dekat dengan tubuh dapat menyebabkan luka bakar, cedera serius pada tangan dan wajah, hingga amputasi jari. Anak-anak sering kali menjadi korban utama karena ketidaktahuan mereka tentang cara penggunaan yang aman.

Selain itu, petasan yang meledak dengan suara keras dapat menyebabkan gangguan pendengaran, baik sementara maupun permanen. Beberapa kasus bahkan mencatat kerusakan mata akibat pecahan petasan yang mengenai wajah.

2. Risiko Kebakaran

Petasan sering kali menjadi penyebab kebakaran, terutama ketika digunakan di area yang padat penduduk atau dekat dengan material yang mudah terbakar. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa kebakaran akibat petasan meningkat secara signifikan selama musim perayaan seperti tahun baru dan Idul Fitri.

Beberapa kejadian tragis bahkan melibatkan kerusakan rumah atau fasilitas umum akibat ledakan petasan. Kebakaran besar yang melibatkan pasar atau kawasan permukiman kerap terjadi karena kelalaian dalam penggunaan petasan.

3. Gangguan Lingkungan

Ledakan petasan tidak hanya berbahaya bagi manusia, tetapi juga berdampak buruk bagi lingkungan. Sisa-sisa petasan yang berserakan dapat mencemari tanah dan perairan, sementara asap dari petasan menyumbang polusi udara.

Hewan peliharaan dan satwa liar juga sering kali menjadi korban tidak langsung. Suara ledakan yang keras dapat menyebabkan stres pada hewan, bahkan hingga mengganggu kesehatan mereka.

4. Gangguan Ketertiban Umum

Bagi sebagian masyarakat, suara petasan yang meledak tiba-tiba sangat mengganggu. Bayi, lansia, dan mereka yang memiliki gangguan kesehatan tertentu seperti penyakit jantung atau PTSD (post-traumatic stress disorder) sangat rentan terhadap dampak psikologis dari suara keras ini.

Regulasi dan Penegakan Hukum

Pemerintah Indonesia sebenarnya telah memiliki regulasi terkait penggunaan petasan.  petasan dengan daya ledak tinggi dilarang diperjualbelikan secara bebas. Namun, lemahnya penegakan hukum membuat petasan ilegal masih mudah ditemukan di pasaran.

Beberapa daerah telah mengambil langkah tegas untuk membatasi penggunaan petasan. Di Jakarta, misalnya, pemerintah daerah melarang penggunaan petasan di area publik tanpa izin. Namun, penerapan aturan ini sering kali tidak konsisten, terutama di daerah pedesaan yang jauh dari pengawasan pihak berwenang.

Edukasi Masyarakat tentang Risiko Petasan

Salah satu cara untuk mengurangi risiko penggunaan petasan adalah melalui edukasi yang masif. Pemerintah, sekolah, dan komunitas perlu bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya petasan.

Kampanye keselamatan dapat dilakukan dengan memberikan informasi tentang:

1.Jenis-jenis petasan yang aman dan legal.

2.Cara menggunakan petasan dengan aman.

3.Bahaya yang ditimbulkan oleh petasan, terutama bagi anak-anak.

Selain itu, perlu ada program pelatihan bagi pedagang petasan untuk memastikan bahwa produk yang dijual telah memenuhi standar keamanan yang ditetapkan.

Alternatif Hiburan yang Lebih Aman

Untuk tetap menjaga kemeriahan tanpa risiko, masyarakat dapat beralih ke alternatif hiburan yang lebih aman, seperti:

1. Kembang Api Berlisensi
Kembang api dengan standar keamanan yang baik dapat menjadi pengganti petasan. Selain lebih indah, kembang api juga memiliki risiko yang lebih rendah jika digunakan sesuai petunjuk.

2. Pertunjukan Lampu dan Laser
Pertunjukan cahaya menggunakan teknologi lampu LED atau laser menjadi pilihan populer di banyak negara. Selain ramah lingkungan, pertunjukan ini juga lebih aman dan tidak menimbulkan polusi udara.

3. Pesta Musik dan Seni Lokal
Mengadakan acara musik atau pertunjukan seni tradisional dapat menjadi alternatif yang menarik sekaligus memperkaya budaya lokal.

Pengawasan dan Penegakan Hukum yang Lebih Ketat

Selain edukasi dan alternatif hiburan, pemerintah perlu memperketat pengawasan terhadap distribusi dan penggunaan petasan. Beberapa langkah yang bisa diambil meliputi:

Inspeksi Berkala: Melakukan razia terhadap pedagang petasan untuk memastikan bahwa produk yang dijual memenuhi standar keamanan.

Penerapan Sanksi Tegas: Memberikan sanksi berat bagi pelaku yang menjual atau menggunakan petasan ilegal.


Petasan memang telah menjadi bagian dari tradisi masyarakat Indonesia, tetapi risiko yang ditimbulkannya tidak bisa diabaikan. Dengan meningkatnya kesadaran, regulasi yang ketat, dan penggunaan alternatif hiburan yang lebih aman, masyarakat dapat tetap merayakan momen spesial tanpa harus mengorbankan keselamatan dan kenyamanan bersama.

Perubahan kebiasaan membutuhkan waktu, tetapi dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, tradisi perayaan dapat tetap dilestarikan dengan cara yang lebih bertanggung jawab. Saatnya kita memprioritaskan keselamatan tanpa menghilangkan esensi dari perayaan itu sendiri.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ucapan Selamat Datang

Hari Ke-435 Agresi Israel, Serangan Udara Gaza Renggut Puluhan Nyawa

Benarkah Berhubungan Intim Tanpa Kondom dan Ejakulasi di Luar Tidak Menyebabkan Kehamilan?