Hamas Sepakat Penempatan Sementara Pasukan IDF di Gaza dalam Rangka Kesepakatan Pembebasan Sandera
Setelah lebih dari setahun menolak keras tuntutan Israel, Hamas akhirnya melunak dalam negosiasi terkait Jalur Gaza. Berdasarkan laporan The Wall Street Journal pada Kamis, organisasi tersebut sepakat agar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) tetap berada di Gaza untuk sementara waktu sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera. Informasi ini dikonfirmasi oleh mediator Arab yang terlibat langsung dalam pembicaraan.
Sebelumnya, Hamas bersikeras bahwa penghentian perang di Gaza harus bersifat permanen dengan penarikan penuh pasukan Israel. Namun, organisasi itu dilaporkan bersedia menurunkan tuntutannya dan menyerahkan daftar sandera yang akan dibebaskan pada tahap pertama kesepakatan. Daftar itu mencakup warga negara AS, wanita, lansia, serta mereka yang memiliki kondisi medis. Bahkan, lima nama sandera yang telah dipastikan meninggal juga tercantum.
Di sisi lain, Israel menuntut pembebasan lebih banyak sandera pada tahap awal gencatan senjata. Selain itu, mereka setuju dengan penarikan bertahap pasukan dari Koridor Philadelphia di perbatasan Gaza-Mesir. Hamas pun menyepakati untuk tidak terlibat dalam pengelolaan sisi Palestina di Penyeberangan Rafah antara Mesir dan Gaza.
Pembahasan ini diintensifkan dalam pertemuan Kepala Mossad David Barnea dengan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani di Doha. Usulan kesepakatan yang dinegosiasikan melibatkan pembebasan hingga 30 sandera dalam 60 hari gencatan senjata. Sebagai imbalan, Israel akan melepaskan tahanan Palestina dan meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Namun, jumlah ini jauh lebih kecil dibandingkan kesepakatan tahun lalu yang membebaskan 10 sandera setiap hari selama seminggu. Beberapa sumber juga menilai kesepakatan kali ini bersifat terbatas dengan hanya melibatkan pembebasan sebagian kecil sandera.
Kesepakatan ini diharapkan dapat menghentikan konflik yang dimulai sejak serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu. Serangan itu menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyebabkan 251 warga Israel disandera, di mana sebagian besar masih berada di Gaza.
Komentar
Posting Komentar